Jumat, 17 Februari 2012

Audit SDM----Langkah Tepat Proses Evaluasi Kinerja


Banyak perusahaan yang ketika telah memiliki sistem lupa untuk melakukan proses implementasi sistem audit dalam perusahaannya. Begitu pula dalam proses implementasi sistem manajemen Sumber Daya Manusia, sangat penting bagi suatu perusahaan untuk melakukan proses evaluasi dan pengembangan terhadap sistem melalui audit SDM.
Apa saja yang dilakukan dalam proses pengembangan terhadap audit sumber daya manusia. Proses audit yang dijalankan meliputi pada beberapa aspek parameter yaitu:
(1) Sistem/ Standard Operating Procedure HR (Human Resources)
Penerapan SOP yang terkait dengan sistem operasional yang dijalankan dalam sistem pengembangan sumber daya manusia yang dijalankan oleh perusahaan. Beberapa SOP HR yang diaudit sebagai materi evaluasi adalah SOP pelatihan, SOP rekruitmen, SOP Kompensasi (penggajian) maupua sistem pengembangan terhadap sistem operasional yang dijalankan oleh perusahaan sebagai bentuk implementasi sistem sumber daya manusia. Dimana dalam konsep pengembangan tersebut, sistem SOP memastikan adanya pengembangan sistem yang tepat dan efektif ada di lapangan. Audit berguna untuk melakukan proses verifikasi terhadap sistem yang dijalankan tersebut.
(2) Kesesuaian kebijakan perusahaan
Dalam proses penerapan terkait dalam peraturan perusahaan ataupun kebijakan lain yang dimunculkan dalam aspek peraturan perusahaan. Dimana dalam konsep pengembangan kebijakan tersebut harus dipastikan terimplementasi secara tepat dan sesuai ke dalam konteks yang ditetapkan oleh perusahaan.
(3) Pemastian aspek pemahaman karyawan
Salah satu fungsi audit adalah untuk melakukan proses evaluasi dan analisis terhadap aspek pemahaman karyawan dalam informasi peraturan perusahaan yang ditetapkan.
Melihat dari parameter kegiatan audit yang dijalankan dalam perusahaan tersebut, maka sangat tepat apabila proses audit itu sendiri dijalankan sebagai bagian untuk melakukan proses evaluasi terhadap program pengembangan sumber daya manusia. Lakukan proses perencanaan audit dan kembangkan auditor SDM dalam perusahaan. Pastikan tindak lanjut dijalankan untuk dapat mengembangkan dan mengoptimalkan penerapan sistem SDM dalam perusahaan. (amarylliap@yahoo.com, 08129369926)

Bagaimana Membuat Sistem Punishment yang Tepat


Banyak manajer maupun atasan memiliki dilema dalam menetapkan hukuman kepada karyawan. Apabila karyawan tidak dihukum sepantasnya atau secara tepat, maka hal ini akan memicu rasa tidak adil bagi beberapa karyawan dikarenakan konsep yang tidak sesuai tidak dilakukan. Proses penetapan terhadap hukuman yang berlebihan itu sendiri dapat menyebabkan efek jera yang dapat menyebabkan karyawan yang bersangkutan menjadi tidak dapat mengoptimalkan performa kerjanya. Lalu bagaimana menetapkan dan melakukan proses penanganan terhadap sistem punishment yang tepat bagi karyawan dalam perusahaan.
(1) Proses penjelasan terhadap kesalahan karyawan
Proses punishment adalah memberikan penjelasan yang kuat mengenai aspek kesalahan yang dimiliki oleh karyawan oleh perusahaan yang dimaksud. Penjelasan ini melalui beberapa tahapan, dimulai dari proses peneguran secara sederhana, dimana kesalahan terhadap pekerjaan diberitahukan untuk kemudian dilakukan proses penanganan dan informasi terhadap status ketidaksesuaian pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan tersebut.
(2) Proses pemberian sanksi
Banyak jenis sanksi yang dapat diberikan oleh karyawan. Ada beberapa perusahaan yang memberikan sanksi dalam bentuk penetapan denda karena kesalahan karyawan. Contoh kasus adalah dengan memotong gaji karyawan yang menghilangkan material atau membuat reject terhadap suatu kegiatan proses, dimana pemotongan gaji ini tidak mengikat pada status pemotongan gaji pokok melainkan hanya pada insentif yang ditetapkan oleh perusahaan. Ada yang memberikan sanksi berupa administratif dimana individu yang bersangkutan diminta dalam jangka waktu tertentu berada dalam sistem pengawasan khusus dan diminta untuk tidak lagi mengulangi kesalahan yang sama dalam jangka waktu tertentu.
3) Proses coaching dan counselling
Kegiatan coaching dan counselling ini memberikan informasi terhadap karyawan yang bersangkutan untuk melakukan proses pengubahan pola berpikir/ mindset sehingga melihat dari arah lain untuk dapat memposisikan bagaimana melakukan proses pengerjaan dari jenis pekerjaannya secara tepat.
Banyak hal yang dapat dikembangkan dari proses pengawasan terhadap karyawan, namun secara khusus sebaiknya dipahami bahwa proses pemberian punishment bukanlah sanksi yang menurunkan aspek performa karyawan melainkan untuk meningkatkan prestasi dari karyawan yang bersangkutan tersebut. (amarylliap@yahoo.com, 08129369926)

Bagaimana Melakukan Proses Penyusunan SOP dalam Konsep Sistem HR (Human Resources)


Standard Operating Procedure adalah suatu bentuk dari dasar yang dapat dijadikan acuan untuk penetapan Sistem Manajemen dalam perusahaan. Beberapa bentuk atau format yang dapat ditetapkan dalam proses penyusunan SOP ke dalam perumusanHR adalah :
(1) Bentuk naratif
Bentuk Standard Operating Procedure yang dibentuk dengan memberikan detail secara deskriptif terhadap setiap tahapan aktivitas yang ada dalam perusahaan. Bagaimana cara menetapkan aspek pengendalian operasional adalah dengan memberikan penjelasan terhadap setiap tahapan yang ada dalam sistem operasional yang ditetapkan itulah yang kemudian dapat digunakan dalam proses analisis jabatan yang diformulasikan ke dalam sistem pengembangan sumber daya manusa.
(2) Bentuk alir proses
Dalam proses pengembangan alir proses, suatu bentuk tahapan proses dipetakan dalam bentuk peta yang berhubungan antara satu proses ke proses lainnya. Proses pemetaan ini mempermudah kaitan dan hubungan terhadap suatu jabatan ataupun pekerjaan tertentu ke jabatan ataupun pekerjaan lainnya.
Dibandingkan dengan proses penyusunan naratif, bentuk peta alir proses lebih mempermudah dalam proses penetapan hubungan antara proses satu dengan proses lainnya.
Lalu apa hubungannya antara konsep sistem manajemen dumber daya manusia dengan Standard Operating Procedure
(1) Standard Operating Procedure dapat mengembangkan ukuran indikator dari performa karyawan yang bersangkutan. Dimana aspek indikator ini dapat menjadi proses implementasi terhadap Sistem Manajemen Unjuk Kerja.
(2) Standard Operating Procedure memberikan penjelasan terhadap batasan ruang lingkup proses operasional yang ditetapkan dalam job description. Sehingga proses pendetailan terhadap job description itu sendiri menjadi sangat detail dan tepat sesuai dengan aspek persyaratan operasional yang ada di lapangan.
(3) Standard Operating Procedure dapat menjadi panduan dalam proses penyusunan konsep pelatihan maupun perumusan terhadap pengembangan aspek kompetensi terhadap sumber daya manusia.
(4) Standard Operating Procedure dan Uraian Jabatan menjadi proses analisis terhadap klasifikasi terkait dengan kelas jabatan. Setelah ditetapkan kelas jabatan ditetapkan maka kemudian dilakukan proses penetapan standar dan sistem formulasi terhadap penggajian yang ada dalam perusahaan.
Dalam pengembangan sistem sumber daya manusia, proses perumusan terhadap SOP (Standard Operating Procedure) adalah hal penting untuk dipastikan dimiliki oleh perusahaan. Konsep pengembangan sumber daya manusia sangat tergantung terhada bagaimana penetapan dan pengelolaan sistem operasional dijalankan dalam perusahaan. (amarylliap@gmail.com, 087784378754)