Jumat, 26 Oktober 2012

Program Perencanaan Karir Karyawan

Setiap karyawan mengembangkan keterikatan yang berbeda-beda antara dirinya dengan perusahaan. Beberapa karyawan memposisikan fungsinya hanya sebagai pekerja, yaitu dengan menjalankan fungsi dan tanggung jawab seperti yang termuat dalam uraian pekerjaan dan kompetensi yang terkait dengan manajemen sumber daya manusia yang diterapkan dalam perusahaan.
Lalu bagaimana cara menyusuna perencanaan karir karyawan yang ada dalam perusahaan. Berikut adalah langkah-langkah yang bisa dilakukan oleh sebuah perusahaan dalam menjalankan perencanaan karir karyawan.

(1) Proses pengelompokan cluster pekerjaan

Perusahaan dapat menjalankan pemetaan kompetensi yang mana data yang diambil dalam kelompok pekerjaan yang merupakan hasil pengukuran perumusan yang terkait dengan status evaluasi analisis jabatan. Setelah dilakukan analisis jabatan, dapat dibuatkan klasifikasi keluarga pekerjaan (working family) yang mencakup kelompok pekerjan dan jabatan (job family) yang dapat menjadi suatu pengembangan karakteristik serta kelompok dari pekerjaan yang ada.

(2) Proses penyusunan job grade

Lakukan proses analisis jabatan dari pekerjaan yang ada, kemudian lakukan proses formulasi untuk menetapkan perumusan yang terkait dengan status job grade yang ada pada setiap jabatan. Proses perumusan job grade ini dapat dijalankan dengan melakukan proses pengembangan dengan menggunakan berbagai metode yang kemudian dapat dilakukan sebagai panduan apabila akan menjalankan proses pengembangan job grade yang ada dalam perusahaan.

(3) Proses pemetaan jalur karir

Dari kelompok jabatan dan kemudian digabungkan dengan job grade yang sudah dirumuskan tersebut. Untuk kemudian ditetapkan jalur karir per kelas jabatan. Penyusunan prosedur yang tepat dan mengakomodasi kebutuhan peningkatan status kompetensi yang terkait dengan pengembangan karir dalam perusahaan juga sangat penting.
Proses penyusunan aspek fungsional dan struktural yang terbentuk dalam proses pengembangan jabatan juga menjadi suatu bahan pertimbangan yang penting dan optimal dalam proses pengembangan karir dalam suatu perusahaan.

Lakukan proses pengembangan terhadap status perencanaan karir yang akan dijalankan dalam perusahaan Anda. Carilah referensi eksternal yang tepat terkait dengan proses pengembangan karir yang dijalankan dalam perusahaan Anda. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Minggu, 21 Oktober 2012

Kesalahan dalam Program Evaluasi Kinerja Karyawan

Salah satu hal yang menjadi nilai yang terpenting dan signifikan terkait dengan pengembangan pengelolaan perusahaan dan optimalisasi yang terkait dengan penanganan sumber daya manusia dan hubungannya dengan kinerja karyawan itu sendiri. Banyak perusahaan yang salah dalam melakukan proses pengukuran kinerja yang ada dalam perusahaannya. Kesalahan tersebut disebabkan oleh beberapa hal:

(a) Indikator pengukuran kerja yang subyektif

Beberapa perusahaan memiliki faktor pengukuran kinerja yang sangat subyektif, misalnya penilaian terhadap prilaku dan personality dari karyawan yang mungkin tidak sesuai dengan atasannya. Hal ini apabila tidak dapat dijalankan dengan teknik implementasi yang positif dapat mengakibatkan kemunculan konflik dan justru malah menurunkan motivasi kerja dari karyawan yang bersangkutan.

(b) Ketidakjelasan dari ruang lingkup pekerjaan

Dalam suatu kelompok kerja yang belum dapat diperjelas ruang lingkup pekerjaannya, penetapan suatu program evaluasi adalah hal yang sulit untuk dijalankan. Pembagian dan penetapan proporsi pekerjaan secara tepat tidak tepat terinformasikan dapat mengakibatkan proses pembobotan terhadap kinerja menjadi berat sebelah dan berakibat munculnya ketidakberkembangnya dari suatu mekanisme kerja dalam organisasi.

(c) Periode pengukuran kinerja

Periode pengukuran yang terlalu panjang dapat menyebabkan adanya kesulitan untuk melakukan pengukuran yang obyektif, misalnya lupa dalam mengingat bagaimana performa kerja tersebut dijalankan, tahapan pengembangan operasional kinerja yang dijalankan tidak tepat sesuai dengan aspek yang dipertimbangkan dan dikelola serta pencatatan yang mungkin sudah terasa tidak sesuai dengan konteks yang ada. Hal ini dapat mengakibatkan seorang pekerja akan fokus untuk bekerja dengan baik justru pada saat dimana waktu yang ada mendekati batasan waktu pengukuran kinerja yang ada.

(d) Tidak terbarunya target kerja

Program evaluasi yang dijalankan harus menggunakan target yang dinamis untuk memastikan status dari proses pencapaian kinerja dan target selaras dengan pertumbuhan perusahaan. Untuk menciptakan suatu mekanisme yang tepat dalam peningkatan aspek optimalisasi kinerja maka ada baiknya apabila target kinerja dapat menjadi suatu bentuk target yang dinamis sehingga mekanisme dari kehidupan organisasi dalam perusahaan tercapai.

(e) Komunikasi yang tidak tepat

Sangat penting setelah melakukan program evaluasi program kerja tersebut, untuk dapat memastikan bagaimana komunikasi yang dijalankan dalam proses evaluasi kinerja tersebut dapat menstimulasi kinerja yang tepat bukan menciptakan demotivasi. Pola komunikasi yang tepat dan dibarengi dengan informasi yang interaktif antara pemegang jabatan dan karyawan yang bersangkutan akan sangat membantu pengembangan pola komunikasi yang tepat dalam perusahaan.
Mulailah untuk mengembangkan sistem evaluasi kinerja yang tepat dalam perusahaan Anda sehingga dapat mengoptimalkan proses evaluasi dan pengembangan performa kerja yang tepat. Lakukan pencarian referensi eksternal untuk mengembangkan evaluasi performa kerja dalam perusahaan Anda. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)