Dalam ilmu manajemen, adalah sangat penting bagi suatu perusahaan/
organisasi untuk dapat menghitungan jam kerja produktif karyawan. Dalam
industri yang menggunakan konsep ban berjalan, melakukan proses
pengukuran jam produktif pada setiap karyawan. Namun hal yang menjadi
banyak pertimbangan adalah posisi perencana, supervisi dan pemeriksa,
bagaimana melakukan proses pengukuran jam produktif karyawan di bidang
tersebut. Apabila kita melakukan proses perhitungan dengan menggunakan
metode kuantifikasi per jam, maka proses identifikasi yang dijalankan
adalah tidak tepat.
Pekerjaan yang tidak
bisa ditargetkan dalam bentuk kuantitas maka sebaiknya dinilai dalam
bentuk kualitas. Penetapan kualitas diperhitungkan dengan tingkatan
resiko bukan waktu. Perusahaan harus melakukan suatu bentuk penelitian
yang dapat dijadikan acuan mengenai seberapa besar tingkat resiko
tersebut dapat dikelola, faktor stress dan kelelahan dapat menurunkan
kualitas pekerjaan dan menyebabkan resiko yang muncul tidak dapat
dikendalikan.
Mengingat bahwa bentuk
kualitas pekerjaan yang dimaksudkan tersebut tidak dapat diperhitungkan
berdasarkan mekanisme waktu, maka proses penetapan kualitas tersebut
diperhitungkan berdasarkan atas beberapa aspek (a) resiko perusahaan/
organisasi (b) penerapan sistem/ legal/peraturan (c) sistem operasional
produktifitas. Diharapkan dengan adanya penetapan bobot yang tepat maka
kualitas pekerjaan dapat dikendalikan untuk lebih maksimal.
Lakukan
proses analisis SDM yang tepat dan efektif. Proses penilaian dan
evaluasi SDM tersebut dapat membantu pengembangan operasional dari
sistem manajemen SDM yang efektif dalam perusahaan dan organisasi.
(amarylliap@gmail.com, 08129369926)
Penyedia jasa konsultasi sumber daya manusia (SDM), penyedia jasa psikotest, penyedia jasa pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia seperti sistem payroll, perumusan kelas jabatan, pembuatan peraturan perusahaan, sistem dan pengembangan pusat pelatihan, pusat pengembangan kompetensi dan kepemimpinanan. Kami memberikan pendekatan konsultasi secara tepat dan optimal terhadap pengembangan Perusahaan Anda. Lia Consulting---amarylliap@gmail.com, Hp: 08129369926
Sabtu, 21 Februari 2015
Kamis, 05 Februari 2015
Strategi Efektif dalam Regenerasi Organisasi
Bagaimana Anda mengkaji perusahaan Anda saat ini? Apakah perusahaan
Anda dapat mengakomodasi kepentingan dan kebutuhan dari konsumen?
Banyak perusahaan besar mengalami kegagalan dari pertumbuhan
selanjutnya, yang mana alasan yang muncul adalah karena perusahaan gagal
menjalankan pengembangan konsep organisasi yang dapat mengikuti konsep
kompetisi dari perusahaan.
Lalu bagaimana konsep pengembangan organisasi yang mengikuti arus regenerasi kebutuhan konsumen.
(1) Seimbangkan core process dengan konsep produk
Perusahaan harus dapat melakukan identifikasi terkait dengan konsep produk yang dibutuhkan oleh konsumen. Setelah desain produk dikembangkan jalankan analisis pengembangan alir utama (core business) yang kemudian dipastikan tergambarkan dalam organisasi.
(2) Mengembangkan konsep business process
Melakukan proses identifikasi terkait dengan core business yang dimaksud untuk kemudian melakukan penyusunan terhadap alir proses yang ditetapkan dalam business process. Proses penyusunan business process dapat mengaplikasikan model BPR, yaitu Business Process Reengineering. Dimana dengan strategi manajemen tersebut maka proses dapat dilakukan reengineering secara maksimal.
(3) Mengubah Kompetensi Organisasi
Bagaimana kompetensi organisasi diubah? Adalah hal yang sangat penting ketika organisasi akan melakukan suatu upaya penting dalam proses peningkatan organisasi untuk menetapkan fokus perubahan. Salah satu penempatan fokus yang tepat adalah pada fungsi supervisor dan manager. Adalah sangat strategis bagi perusahaan untuk menggunakan level posisi ini sebagai agen perubahan dalam menjalankan proses regenerasi organisasi.
(4) Mengembangkan Sistem Manajemen Unjuk Kerja yang Efektif
Dalam proses regenerasi, adalah penting bagi perusahaan untuk memastikan harmonisasi pencapaian tujuan organisasi tercapat secara tepat dan efektif. Penetapan proses penilaian unjuk kerja yang tepat dapat menstimulus adanya suatu kondisi kompetitif dan tuntutan dalam organisasi untuk dapat secara dinamis bergerak dalam memastikan proses regenerasi organisasi berjalan secara cepat dan optimal.
Regenerasi organisasi kadangkala mengalami masalah kesulitan untuk dapat menyatukan kapasitas organisasi antara waktu saat ini dengan kondisi waktu yang akan dituju. Tantangan organisasi menjadi suatu hal yang harus diantisipasi dengan sistem yang tepat. Lakukan proses pencarian referensi eksternal yang tepat untuk mengembangkan manajemen sumber daya manusia dalam perusahaan. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)
Lalu bagaimana konsep pengembangan organisasi yang mengikuti arus regenerasi kebutuhan konsumen.
(1) Seimbangkan core process dengan konsep produk
Perusahaan harus dapat melakukan identifikasi terkait dengan konsep produk yang dibutuhkan oleh konsumen. Setelah desain produk dikembangkan jalankan analisis pengembangan alir utama (core business) yang kemudian dipastikan tergambarkan dalam organisasi.
(2) Mengembangkan konsep business process
Melakukan proses identifikasi terkait dengan core business yang dimaksud untuk kemudian melakukan penyusunan terhadap alir proses yang ditetapkan dalam business process. Proses penyusunan business process dapat mengaplikasikan model BPR, yaitu Business Process Reengineering. Dimana dengan strategi manajemen tersebut maka proses dapat dilakukan reengineering secara maksimal.
(3) Mengubah Kompetensi Organisasi
Bagaimana kompetensi organisasi diubah? Adalah hal yang sangat penting ketika organisasi akan melakukan suatu upaya penting dalam proses peningkatan organisasi untuk menetapkan fokus perubahan. Salah satu penempatan fokus yang tepat adalah pada fungsi supervisor dan manager. Adalah sangat strategis bagi perusahaan untuk menggunakan level posisi ini sebagai agen perubahan dalam menjalankan proses regenerasi organisasi.
(4) Mengembangkan Sistem Manajemen Unjuk Kerja yang Efektif
Dalam proses regenerasi, adalah penting bagi perusahaan untuk memastikan harmonisasi pencapaian tujuan organisasi tercapat secara tepat dan efektif. Penetapan proses penilaian unjuk kerja yang tepat dapat menstimulus adanya suatu kondisi kompetitif dan tuntutan dalam organisasi untuk dapat secara dinamis bergerak dalam memastikan proses regenerasi organisasi berjalan secara cepat dan optimal.
Regenerasi organisasi kadangkala mengalami masalah kesulitan untuk dapat menyatukan kapasitas organisasi antara waktu saat ini dengan kondisi waktu yang akan dituju. Tantangan organisasi menjadi suatu hal yang harus diantisipasi dengan sistem yang tepat. Lakukan proses pencarian referensi eksternal yang tepat untuk mengembangkan manajemen sumber daya manusia dalam perusahaan. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)
Mendesain Konflik Manajemen Secara Tepat dan Efektif
Dalam beberapa kondisi, perusahaan seringkali melakukan proses pembentukan konflik manajemen dalam perusahaannya. Pemahaman akan pentingnya proses mendesain konflik manajemen yang tepat akan memberikan manfaat strategis dalam perusahaan. Beberapa manfaat yang dapat dimiliki oleh perusahaan ketika melakukan konflik manajemen adalah untuk mengevaluasi kompetensi organisasi serta memperhatikan bagaimana sistem operasional di dalam perusahaan dapat secara efektif menjaga organisasi.
Namun, tidak sedikit manajemen konflik justru menyebabkan permasalahan yang cukup signifikan dalam perusahaan. Bagaimana strategi yang tepat dalam perusahaan agar dapat memastikan bahwa konflik manajemen dapat berjalan secara efektif dan mengoptimalkan fungsi strategi yang tepat terkait dengan tujuan dari organisasi. Berikut adalah beberapa langkah yang tepat untuk dilakukan oleh manajemen perusahaan dalam melakukan proses desain terhadap sistem manajemen konfik.
(1) Membuat perencanaan yang tepat
Apa tujuan organisasi dalam melakukan manajemen konflik? Sasaran yang dituju sebaiknya dilakukan observasi lebih dahulu untuk dapat memastikan resiko yang berpotensi timbul dari suatu konflik itu muncul. Lakukan langkah mitigasi, untuk meminimalkan potensi resiko tersebut muncul.
(2) Membuat Metode Sistematis untuk Proses Evaluasi
Salah satu strategi manajemen konflik yang muncul adalah respon negatif dan respon positif. Bagaimana kedua kelompok respon ini bisa menangani ketidaksesuaian yang muncul dan hal yang terpenting apa yang mendasari proses evaluasi tersebut dijalankan. Organisasi harus dapat secara sistematis untuk melakukan analisis terhadap respon yang muncul tersebut, bagaimana perusahaan melakukan analisis penyebab serta tindakan perbaikan dan pencegahan yang tepat untuk dapat mengantisipasi masalah yang muncul tersebut.
(3) Mengembalikan Kondisi ke Titik Netral
Organisasi harus mampu menyehatkan kembali organisasi setelah manajemen konflik dijalankan. Secara strategis hal ini sangat sulit dilakukan dan kadangkala banyak kondisi penetapan ke titik netral sangat sulit terlaksana bahkan membutuhkan intervensi dari pihak ketiga.
Strategi penting yang perusahaan harus pastikan sebelum menjalankan manajemen konflik adalah mengukur kapasitas profesionalisme dari karyawan serta sistem operasional yang ada dalam perusahaan. Dalam organisasi yang sudah berjalan dengan baik dan sistematik, konflik manajemen justru dapat meningkatkan kinerja dan kompetisi yang positif. Namun dalam organisasi yang belum tertata dengan baik, proses rekayasa manajemen konflik dapat menimbulkan budaya kerja yang negatif dan cenderung menjadi kompetisi yang tidak sehat.
Lakukan proses pencarian referensi eksternal yang tepat dan strategis untuk dapat mengoptimalkan kinerja sumber daya manusia dalam perusahaan. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)
Namun, tidak sedikit manajemen konflik justru menyebabkan permasalahan yang cukup signifikan dalam perusahaan. Bagaimana strategi yang tepat dalam perusahaan agar dapat memastikan bahwa konflik manajemen dapat berjalan secara efektif dan mengoptimalkan fungsi strategi yang tepat terkait dengan tujuan dari organisasi. Berikut adalah beberapa langkah yang tepat untuk dilakukan oleh manajemen perusahaan dalam melakukan proses desain terhadap sistem manajemen konfik.
(1) Membuat perencanaan yang tepat
Apa tujuan organisasi dalam melakukan manajemen konflik? Sasaran yang dituju sebaiknya dilakukan observasi lebih dahulu untuk dapat memastikan resiko yang berpotensi timbul dari suatu konflik itu muncul. Lakukan langkah mitigasi, untuk meminimalkan potensi resiko tersebut muncul.
(2) Membuat Metode Sistematis untuk Proses Evaluasi
Salah satu strategi manajemen konflik yang muncul adalah respon negatif dan respon positif. Bagaimana kedua kelompok respon ini bisa menangani ketidaksesuaian yang muncul dan hal yang terpenting apa yang mendasari proses evaluasi tersebut dijalankan. Organisasi harus dapat secara sistematis untuk melakukan analisis terhadap respon yang muncul tersebut, bagaimana perusahaan melakukan analisis penyebab serta tindakan perbaikan dan pencegahan yang tepat untuk dapat mengantisipasi masalah yang muncul tersebut.
(3) Mengembalikan Kondisi ke Titik Netral
Organisasi harus mampu menyehatkan kembali organisasi setelah manajemen konflik dijalankan. Secara strategis hal ini sangat sulit dilakukan dan kadangkala banyak kondisi penetapan ke titik netral sangat sulit terlaksana bahkan membutuhkan intervensi dari pihak ketiga.
Strategi penting yang perusahaan harus pastikan sebelum menjalankan manajemen konflik adalah mengukur kapasitas profesionalisme dari karyawan serta sistem operasional yang ada dalam perusahaan. Dalam organisasi yang sudah berjalan dengan baik dan sistematik, konflik manajemen justru dapat meningkatkan kinerja dan kompetisi yang positif. Namun dalam organisasi yang belum tertata dengan baik, proses rekayasa manajemen konflik dapat menimbulkan budaya kerja yang negatif dan cenderung menjadi kompetisi yang tidak sehat.
Lakukan proses pencarian referensi eksternal yang tepat dan strategis untuk dapat mengoptimalkan kinerja sumber daya manusia dalam perusahaan. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)
Minggu, 01 Februari 2015
Langkah Strategis Penyusunan Sistem Perencanaan Karir
Bagi suatu perusahaan, kehilangan sumber daya manusia khususnya yang
kompeten adalah hal yang paling menyulitkan. Bagi suatu perusahaan
menjaga sumber daya manusia yang potensial dalam perusahaan untuk terus
dapat bekerja di dalam perusahaan adalah tantangan tersendiri.
Menjanjikan kompensasi yang tinggi kadangkala tidak efektif dan cenderung menyebabkan performa kinerja tim dalam perusahaan menjadi tidak optimal. Salah satu strategi penting yang dapat perusahaan jalankan adalah dengan mengembangkan sistem perencanaan karir dalam perusahaan.
Dalam mengefektifkan sistem perencanaan karir, perusahaan sebaiknya mengembangkan strategi pengembangan sistem dengan langkah strategis sebagai berikut:
(1) Mengembangkan Strategi Kompetensi dalam Organisasi
Organisasi/ perusahaan menetapkan pemetaan kompetensi untuk kemudian dilakukan proses penyusunan level proficiency dari strata kompetensi tersebut. Penetapan standar kompetensi tersebut kemudian dimaksudkan untuk menyusun standar kompetensi per jabatan.
Dari proses pemetaan kompetensi tersebut, organisasi kemudian melakukan proses penyusunan pemetaan kompetensi per jabatan dalam bentuk matriks. Dengan matrix tersebut, perusahaan dapat menyusun pemetaan terhadap karir jabatan berdasarkan pergeraan kompetensi. Kunci keberhasilan dari strategi kompetensi dengan melihat pada penetapan deskripsi dari level kompetensi
(2) Mengembangkan Strategi Penilaian Kinerja dalam Organisasi
Penilaian kinerja menjadi suatu prosedur penting yang digunakan sebagai suatu pengamatan obyektif terhadap karyawan akan kesiapan untuk proses peningkatan karir dalam organisasi. Bagaimana suatu kriteria penilaian menjadi suatu tahapan yang menjadi prasyarat akan kelayakan peningkatan karir. Kunci keberhasilan dari strategi ini adalah dengan menyusun kriteria-kriteria penilaian yang tepat dan signifikan yang dapat digunakan sebagai pembeda terhadap prestasi karyawan.
(3) Mengembangkan Strategi Kombinasi Kompetensi dan Penilaian
Kedua strategi ini menjadi suatu bentuk komponen metode yang dapat dijalankan secara bersamaan. Penetapan proporsi dan tahapan proses harus dipastikan obyektif dan sesuai dengan prasyarat jabatan yang ditetapkan dalam organisasi.
Lakukan strategi penyusunan sistem pengembangan karir yang tepat, agar perusahaan Anda dapat menjaga retensi karyawan berprestasi dalam perusahaan. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)
Menjanjikan kompensasi yang tinggi kadangkala tidak efektif dan cenderung menyebabkan performa kinerja tim dalam perusahaan menjadi tidak optimal. Salah satu strategi penting yang dapat perusahaan jalankan adalah dengan mengembangkan sistem perencanaan karir dalam perusahaan.
Dalam mengefektifkan sistem perencanaan karir, perusahaan sebaiknya mengembangkan strategi pengembangan sistem dengan langkah strategis sebagai berikut:
(1) Mengembangkan Strategi Kompetensi dalam Organisasi
Organisasi/ perusahaan menetapkan pemetaan kompetensi untuk kemudian dilakukan proses penyusunan level proficiency dari strata kompetensi tersebut. Penetapan standar kompetensi tersebut kemudian dimaksudkan untuk menyusun standar kompetensi per jabatan.
Dari proses pemetaan kompetensi tersebut, organisasi kemudian melakukan proses penyusunan pemetaan kompetensi per jabatan dalam bentuk matriks. Dengan matrix tersebut, perusahaan dapat menyusun pemetaan terhadap karir jabatan berdasarkan pergeraan kompetensi. Kunci keberhasilan dari strategi kompetensi dengan melihat pada penetapan deskripsi dari level kompetensi
(2) Mengembangkan Strategi Penilaian Kinerja dalam Organisasi
Penilaian kinerja menjadi suatu prosedur penting yang digunakan sebagai suatu pengamatan obyektif terhadap karyawan akan kesiapan untuk proses peningkatan karir dalam organisasi. Bagaimana suatu kriteria penilaian menjadi suatu tahapan yang menjadi prasyarat akan kelayakan peningkatan karir. Kunci keberhasilan dari strategi ini adalah dengan menyusun kriteria-kriteria penilaian yang tepat dan signifikan yang dapat digunakan sebagai pembeda terhadap prestasi karyawan.
(3) Mengembangkan Strategi Kombinasi Kompetensi dan Penilaian
Kedua strategi ini menjadi suatu bentuk komponen metode yang dapat dijalankan secara bersamaan. Penetapan proporsi dan tahapan proses harus dipastikan obyektif dan sesuai dengan prasyarat jabatan yang ditetapkan dalam organisasi.
Lakukan strategi penyusunan sistem pengembangan karir yang tepat, agar perusahaan Anda dapat menjaga retensi karyawan berprestasi dalam perusahaan. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)
Langganan:
Postingan (Atom)