Ketika akan mengembangkan model kompetensi dalam perusahaan, apakah perusahaan seharusnya terjebak dalam kondisi konsep kompetensi dengan dasar teoritis atau melakukan proses evaluasi desain dengan dasar best practice. Ketika akan menetapkan suatu komponen kompetensi, dimana kompetensi yang ditetapkan yang terkait dengan hard competency dan soft competency. Lalu bagaimana tahapan dan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam proses penyusunan soft competency tersebut?
Soft competency memiliki keunikan yang sedikit berbeda dengan hard competency. Keunikan soft competency yang memiliki karakteristik intangible membuat proses dan program penyusunannya memiliki sedikit keunikan dibandingkan dengan hard competency. Teknik penyusunan harus dilakukan dengan konsep dan tingkat kehati-hatian yang tinggi, dimana dilakukan dengan penyusunan metode evaluasi kondisi yang terpetakan saaat ini dan penetapan kondisi ideal.
Penggunaan konsultan yang digunakan untuk melakukan proses penetapan yang terkait dengan soft competency dalam menetapkan standar dan model kompetensi. Dimana proses penyusunan standar kompetensi yang dijalankan dengan melakukan proses pengumpulan data seperti dalam bentuk penyusunan kuesioner dan melakukan proses Focus Group Discussion. Dari kedua proses itu kemudian dilakukan menetapkan standar kompetensi. Proses penyusunan profil soft competency untuk memastikan standar kompetensi sesuai dengan standar persyaratan. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)
Penyedia jasa konsultasi sumber daya manusia (SDM), penyedia jasa psikotest, penyedia jasa pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia seperti sistem payroll, perumusan kelas jabatan, pembuatan peraturan perusahaan, sistem dan pengembangan pusat pelatihan, pusat pengembangan kompetensi dan kepemimpinanan. Kami memberikan pendekatan konsultasi secara tepat dan optimal terhadap pengembangan Perusahaan Anda. Lia Consulting---amarylliap@gmail.com, Hp: 08129369926
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar