
Tahap 1: Ukur Kepuasan Kerja Karyawan
Banyak perusahaan melihat hubungan karyawan dan perusahaan ibarat suatu kegitan jual dan beli, dimana perusahaan yang merasa bahwa telah membayar gaji karyawan, maka karyawan berkewajiban bekerja secara sebaik-baiknya. Dalam teori kepuasan kerja, ternyata gaji dan kompensasi bukanlah satu-satunya faktor yang menyebabkan kepuasan kerja karyawan. Salah satunya seperti akses dan penyediaan fasilitas kerja, peranan atasan dalam perusahaan, dan lain sebagainya. Akan menjadi suatu langkah nyata bagi perusahaan apabila melakukan proses pengukuran kepuasan kerja, yang kemudian dikembangkan menjadi salah satu langkah strategis tindak lanjut untuk kemudian dilakukan proses perbaikan di dalam internal manajemen.
Tahap 2: Pemecahan Konflik
Pelajari konflik yang muncul, konflik yang muncul dalam bentuk kelompok akan memberikan suatu bentuk permasalahan yang besar apabila tidak dipelajari prilaku kelompok itu sendiri. Seperti apa motivasi yang melatarbelakangi konflik tersebut. Baru setelah itu dilakukan proses penetapan terhadap tata cara melakukan pengelolaan konflik yang muncul.
Tahap 3: Transparansi manajemen
Permasalahan yang timbul dapat terjadi akibat persepsi negatif yang muncul dalam proses penetapan kebijakan. Sosialisasi yang tidak tepat dan transparan menyebabkan karyawan tidak memahami kebijakan dan melihat bahwa kebijakan yang muncul adalah suatu tekanan bagi karyawan bukan menjadi suatu stimulus yang tepat. Lakukan proses sosialisasi yang tepat dan memastikan bahwa persepsi yang muncul adalah persepsi positif. Kebijakan dan peraturan juga harus diperlakukan merata kepada seluruh karyawan untuk menghindarkan potensi konflik muncul dalam perusahaan.
Perusahaan harus dapat mengembangkan suatu pendekatan yang tepat dalam mengelola konflik. Lakukan proses pencarian referensi eksternal yang tepat agar konflik yang muncul justru dapat menstimulus performa yang ada dalam perusahaan. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar